Hidup ini ada karena ada Dzat yang Mengadakan. Hidup ini teratur karena ada Dzat yang Maha Mengatur. Hidup ini indah, karena Dialah Dzat yang Maha Indah
Andai tak ada yang mengadakan, tak ada yang mengatur, dan tak ada yang membuatnya indah, pasti kehidupan yang ada ini tak pernah ada, tak pernah teratur dan diselimuti berbagai keburukan
Di balik semua itu, Allahlah Dzat yang Maha segalanya. Masalah kita, karena akal yang dianugerahkan kepada kita tidak kita gunakan sebagaimana mestinya. Karena terlalu mendewakan akal, kita melupakan Allah. Kalau berhasil, kita lupa, bahwa semuanya itu karena Dia, bukan karena kita
Itulah mengapa, hidup tak selalu berisi keberhasilan. Kadang diselingi dengan kegagalan, supaya kita ingat Allah. Supaya kita bisa mereposisi akal kita, dan mengembalikannya kepada Allah. Maka, Allah menguji kita agar kita kembali kepada-Nya
Sebaliknya, kadang kita tidak melakukan banyak hal luar biasa, dalam nalar akal, tetapi Allah menuntun dan menata hidup kita, sehingga kita mendapatkan hal-hal yang fantastis. Itu bukan karena kehebatan kita, tapi karena kehebatan Dia.
Iya. Semua itu karena kasih sayang-Nya. Isteri shalihah, suami shalih, anak-anak shalih dan shalihah, yang membuat mata kita meneteskan air mata bahagia (qurrata a’yun), semua karena kasih sayang Allah. Karena kelembutan-Nya.
Sebaliknya, banyak di antara kita, terlalu mengandalkan logika dan khawatir, sehingga 24 jam memastikan semuanya, tapi gagal juga. Mengapa? Karena Su’udzan kepada Allah. Bahkan, mungkin karena dia sudah melupakan Allah. Allah hanya diingat sedikit dalam hatinya
Kata Allah
فاذكروني أذكركم
“Ingatlah Aku, maka Aku pasti mengingatmu.” (Q.S. al-Baqarah: 152)
[KH. Hafidz Abdurrahman]