Erdine, kota kecil dekat perbatasan Turki dengan Bulgaria dan Yunani, adalah kota kelahiran Sang Penakluk Sultan Muhammad Al Fatihah alias Sultan Mehmed II. Sang pembebas Konstantinopel.
Masjid Selimiye (Turki: Selimiye Camii, Arab: Jami` Salimiyyah) adalah sebuah masjid peninggalan Ottoman di kota Edirne Turki. Masjid ini dibangun atas perintah Sultan Selim II dan dibangun oleh arsitek Mimar Sinan antara tahun 1568 sampai 1574.[1] Hal ini dianggap oleh Sinan untuk menjadi karya dan merupakan salah satu prestasi tertinggi dari arsitektur Islam.
Masjid Selimiye berdiri di tengah kompleks külliye (kompleks sekolah, perpustakaan, rumah sakit, dan pemandian umum di sekitar masjid) yang terdiri dari sebuah madrasah (akademi Islam mengajarkan baik pelajaran Islam dan ilmiah), sekolah hadis, kamar penjaga waktu dan sebuah arasta (deretan toko).
Mimar Sinan menggunakan sistem pendukung oktagonal yang diciptakan melalui delapan pilar gores di pelapis persegi dinding. Empat semi kubah di sudut alun-alun di belakang lengkungan yang muncul dari pilar-pilar, yang dimaksud dengan bagian perantara antara kubah meliputi besar (31.25m diameter dengan profil bulat).
Sementara masjid yang dibatasi oleh interior tersegmentasi, usaha Sinan di Edirne adalah sebuah struktur yang memungkinkan untuk melihat mihrab dari setiap lokasi di dalam masjid. Dikelilingi oleh empat menara tinggi, Masjid Selim II memiliki kubah besar di atasnya.
Sekitar sisa masjid adalah banyak penambahan, seperti : perpustakaan, sekolah, hospices, mandi, dapur untuk sop, pasar miskin, rumah sakit, dan kuburan. Lampiran ini adalah selaras aksial dan dikelompokkan, jika mungkin. Di depan masjid duduk pengadilan persegi panjang dengan luas sama dengan masjid. Inovasi Namun, tidak datang dalam ukuran bangunan, tetapi dari organisasi interiornya.
Mihrab ini didorong kembali ke dalam sebuah ceruk apsis seperti dengan ruang dengan kedalaman yang cukup untuk memungkinkan penerangan jendela dari tiga sisi. Hal ini memiliki efek untuk membuat panel ubin dinding lebih rendah berkilau dengan cahaya alami. Penggabungan dari ruang utama membentuk segi delapan menyatu dengan alun-alun kubah-tertutup.
Dibentuk oleh delapan mendukung kubah besar, segi delapan ini ditembus oleh sudut kubah empat setengah tertutup alun-alun. Keindahan yang dihasilkan dari kesesuaian bentuk geometris dilalap satu sama lain adalah puncak dari pencarian Sinan sepanjang masa untuk ruang interior bersatu.[3]
Disamping masjid saat ini ada Museum yang menyimpan berbagai artefak yang menunjukkan capaian sain dan teknologi masa itu. Termasuk tentang sangat arsitek jenius Mimar Sinan. Wallaahu a’lam. [Abu Zaid]
- Kiuiper, Kathleen (2009). Islamic Art, Literature, and Culture. Rosen Education Service. hlm. 201. ISBN 978-1-61530-019-8.
- “Masjid Turki Dinobatkan Sebagai Warisan Budaya Dunia”. 11 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-17. Diakses tanggal 2012-Keterangan08-11.
- “Selimiye Mosque,,Inilah Masjid Bersejarah Di Turkey”.